

Seribu Bayang Purnama
Dua keluarga petani, yaitu Budi (Nugie) dan anaknya Putro (Marthino Lio), serta Gatot (Whani Darmawan) dengan anaknya Dodit (Aksara Dena), memiliki cara bertani berbeda. Budi mempertahankan metode tradisional, sedang Gatot mulai menerapkan sistem pertanian modern. Perbedaan itu menimbulkan ketegangan dan konflik berkepanjangan di antara mereka. Di tengah konflik keluarga itu Putro menjalin hubungan dengan Ratih (Givina), anak dari Gatot, yang makin memperumit keadaan. Di tengah perseteruan tersebut, film ini juga mengangkat keresahan para petani akibat tingginya biaya produksi pertanian, mahalnya harga pupuk, serta pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam. Keadaan itu kian memperburuk kondisi kehidupan mereka, sehingga mereka harus mencari cara untuk bertahan di tengah keterbatasan.
Sutradara Yahdi Jamhur, yang berpengalaman membuat pelbagai film dokumenter, lebih dari 30 tahun bergiat di dunia jurnalistik. Ia berupaya memberikan potret nyata kehidupan petani yang jarang terekspos dalam perfilman nasional. Ia juga menghadirkan pendekatan yang otentik dalam menggambarkan tantangan modernisasi pertanian, serta konflik sosial yang menyertainya. Diharapkan, film ini dapat membuka mata masyarakat terhadap perjuangan para petani serta pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. LSF mengklasifikasikan film ini untuk penonton Semua Umur (&i)