Indramayu, Jawa Barat – Lembaga Sensor Film Republik Indonesia (LSF RI) menggelar kegiatan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GNBSM) di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Senin (4/7/2025). Kegiatan ini digelar dengan acara nonton bareng (nobar) film “Lyora: Penantian Buah Hati” bersama masyarakat dan pemangku kepentingan setempat.

Ketua LSF Naswardi menyebut GNBSM adalah bagian dari upaya edukasi publik untuk menciptakan budaya menonton yang bertanggung jawab. Sementara batasan usia ditetapkan oleh LSF agar masyarakat dapat memilih tontonan yang sesuai dengan klasifikasi usia, sehingga film tidak hanya memberikan hiburan tetapi juga mendidik. 

“Penting bagi kita semua untuk meningkatkan kualitas literasi menonton. Film yang baik adalah film yang sesuai dengan klasifikasi usia penontonnya,” jelasnya.

Senada dengannya, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Dave Laksono menyebut berbagai pihak harus mengimbau generasi muda akan pentingnya kesadaran untuk menonton sesuai usia. “Dan ini harus dimulai dari yang terkecil. Keluarga, ayah dan ibu dari anak-anak kita,“ kata dia. 

Sementara Ketua Subkomisi Publikasi LSF Nusantara Husnul Khatim Mulkan dalam paparannya menyebut derasnya arus informasi akibat penggunaan gawai di era siber saat ini telah menyebabkan masyarakat sulit untuk membedakan mana hal yang patut disaksikan anggota keluarganya. “Untuk itu, sejak 2021 LSF mencanangkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri untuk menamankan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya memilah dan memilih tontonan,“ paparnya. 

Untuk memperkuat kegiatan, Direktur Film, Musik, dan Seni Kementerian Kebudayaan Syaifullah Agam memaparkan data tentang jumlah film yang telah diproduksi selama 2024. Selain juga film-film impor yang masuk ke Indonesia. 

Melalui kampanye GNBSM, LSF RI mengajak seluruh lapisan masyarakat, khususnya Sahabat Sensor Mandiri, untuk mendukung terbentuknya ekosistem perfilman nasional yang sehat dan bertanggung jawab. Indramayu sendiri menjadi daerah ke-26 yang dikunjungi LSF RI dalam rangkaian GNBSM 2025.